Tentang Walid ini turunlah firman Allah SWT:
إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ فَقُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ ثُمَّ نَظَرَ ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ يُؤۡثَرُ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ يُؤۡثَرُ
“Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata: “(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.“ (Q.S. Al-Mudatstsir 74: 18-25).
Setelah membuat kesepakatan, mulailah orang-orang kafir Quraisy melaksanakannya. Mereka duduk di pinggir jalan-jalan yang biasa dilalui oleh para peziarah. Setiap orang yang lewat mereka peringatkan agar menjauhi Muhammad, jangan sampai terpengaruh oleh kekuatan sihirnya.
Kedatangan para peziarah dimanfaatkan oleh Nabi untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka. Nabi mendatangi mereka di tempat-tempat mereka menginap, mendatangi mereka di Pasar Ukazh, Mujannah dan Dzil Majaz.
Tidak ingin mereka terpengaruh oleh Muhammad, Abu Lahab selalu membuntuti Nabi dan mengatakan kepada orang-orang yang didatangi Nabi: “Jangan dengarkan dia, dia orang yang telah meninggalkan agama, dia pendusta !”.