Rabu 08 May 2024 06:03 WIB

Politik dan Sejarah Masuknya Islam di Spanyol

Pada 711, Islam masuk ke Spanyol.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sisa kerangka manusia yang diduga Muslim dari era Islam Andalusia (711-1492) ditemukan saat penggalian di Granada, Spanyol, 16 September 2023.
Foto: Anadolu Agency
Sisa kerangka manusia yang diduga Muslim dari era Islam Andalusia (711-1492) ditemukan saat penggalian di Granada, Spanyol, 16 September 2023.

ISLAMDIGEST.CO.ID, JAKARTA -- Spanyol adalah perpaduan multikultural masyarakat dari tiga agama besar monoteistik, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Selama lebih dari tiga abad di Spanyol Abad Pertengahan, ketiga umat agama ini hidup rukun dan sejahtera dalam kekuasaan politik Islam.

Pada 711, kerajaan Islam memasuki Spanyol, sebuah negeri yang kaya budaya. Kekuaaan Islam pertama kali menginjakkan kaki di Spanyol pada masa kekuasaan Dinasti Umayah I di Damaskus, tepatnya pada masa Khalifah Walid Ibn Abdul Malik Malik (86-96 H/705-715 M).

Baca Juga

Dilansir BBC, awalnya seorang pemimpin Kristen yang tertindas, Julian, menemui gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusair untuk memohon bantuan melawan penguasa tirani Visigoth di Spanyol, Raja Roderick.

Setelah itu, Musa membalasnya dengan mengirimkan jenderal muda Thariq bin Ziyad dengan pasukan sebanyak 7000 tentara, ada yang bilang 12 ribu. Hingga akhirnya tentara Muslim berhasil mengalahkan tentara Visigoth dengan mudah, dan Roderick terbunuh dalam pertempuran.

Setelah kemenangan pertama, kaum Muslim menaklukkan sebagian besar wilayah Spanyol, seperti Granada, Toledo, dan Cordova. Pada 720, Spanyol sebagian besar sudah berada di bawah kendali Muslim (atau disebut Moor).

Salah satu alasan keberhasilan Muslim yang pesat adalah syarat menyerah yang mereka tawarkan kepada rakyat Spanyol, yang mana sangat kontras dengan kondisi keras yang diberlakukan oleh penguasa Visigoth sebelumnya.

Pasukan Muslim menyerbu dan dalam tujuh tahun menaklukkan semenanjung Iberia. Pada 732, kerajaan Islam pun telah mampu menyatukan sebagian besar semenanjung dan menyebutnya Andalusia atau Spanyol Selatan. Nama Andalusia sendiri berasal dari istilah Al-Andalus yang digunakan oleh bangsa Arab, berasal dari suku Vandal yang pernah menetap di wilayah tersebut.

Di bawah kekuasaan Islam, orang Yahudi dan Kristen beribadah dengan bebas tanpa takut akan penganiayaan. Namun, pada dekade-dekade berikutnya, Al-Andalus seringkali menjadi tempat percampuran budaya dan kesetiaan yang penuh gejolak, termasuk suku Amazigh (Berber), Arab dan penduduk asli Muslim, Kristen, dan Yahudi.

Pada masa ini, Al-Andalus juga menyaksikan munculnya tokoh-tokoh besar, lahirnya kota-kota penting, bangkit dan runtuhnya dinasti yang berkuasa, dan pertempuran yang menentukan. Semua ini berkontribusi pada peradaban yang kaya secara budaya, beragam, dan berkembang.

Stabilitas di Spanyol Muslim terjadi dengan berdirinya Dinasti Umayyah Andalusia, yang berlangsung dari tahun 756 hingga 1031. Penghargaan diberikan kepada Amir Abd al-Rahman, yang mendirikan Emirat Cordoba, dan mampu mengajak berbagai kelompok Muslim yang telah menaklukkan Spanyol untuk bersatu dalam memerintahnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement