Senin 29 Apr 2024 14:15 WIB

Kisah Cicit Nabi Nuh Ngelmu Sihir Hingga Tega Bunuh Ayahnya Sendiri 

Nabi Nuh 'alaihissalam memiliki sejumlah cucu dan salah satunya bernama Kush.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Nabi Nuh 'alaihissalam memiliki sejumlah cucu dan salah satunya bernama Kush. Foto:  Praktik sihir (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Nabi Nuh 'alaihissalam memiliki sejumlah cucu dan salah satunya bernama Kush. Foto: Praktik sihir (ilustrasi).

ISLAMDIGEST.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Nuh 'alaihissalam memiliki sejumlah cucu dan salah satunya bernama Kush. Darinya, lahir seorang putra bernama Namrud atau Nimrod, yang artinya dia adalah cicit Nabi Nuh AS. Meski cicit Nabi Nuh, Namrud membawa jejak sejarah yang buruk.

Setelah banjir yang terjadi pada zaman Nabi Nuh, muncullah peradaban Babilonia, yang berada di bawah kekuasaan Kush, cucu Nabi Nuh tersebut. Adapun Nimrod, putranya, bercita-cita untuk mengendalikan dunia melalui sihir.

Baca Juga

Dia berusaha belajar sihir dari Setan, dan sepakat untuk menjual jiwanya dengan imbalan sihir dan kekuatan. Setelah memperoleh kekuatan sihir, Nimrod membunuh ayahnya, Kush, dan mulai memerintah Babilonia.

Namrud memakai mahkota yang diberikan kepadanya oleh salah satu raja jin. Ini menjadikan dirinya orang pertama yang memakai mahkota iblis. Kebijakan penyihir ini sangat keras, karena ia memaksa penduduk Babilonia untuk membangun sebuah menara yang tidak dapat didaki oleh siapa pun kecuali dalam waktu satu tahun penuh. Namrud inilah yang akan berhadapan dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam.

Dalam buku-buku Yahudi seperti Talmud, Midrash, dan History of Josephus, Namrud dikaitkan dengan karakter Raja Imrafil. Dalam Kitab Yobel disebutkan bahwa Namrud adalah salah satu nenek moyang Ibrahim. Kitab Yobel atau Kitab Yubileum adalah karya keagamaan Yahudi kuno yang terdiri dari 50 pasal.

Adapun dalam History of Josephus, yang merujuk pada penulisnya dengan nama yang sama, dijelaskan bahwa Namrud adalah orang yang membangun Menara Babel, dan penantang penyembahan Tuhan yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.

Ulama Tafsir Ath Tabari dan banyak ulama tafsir lainnya, juga membenarkan Namrud adalah raja yang kejam di muka bumi dan menentang Tuhan di hadapan Nabi Ibrahim.

Merujuk pada literatur bangsa Israil dan buku-buku klasik Yahudi lainnya, Namrud adalah orang pertama yang mempelajari sihir. Perjanjian Namrud dengan Setan adalah menjual jiwanya sebagai imbalan untuk mengajarinya ilmu-ilmu hitam.

Dia yakin tidak akan mendapatkan kekuasaannya di muka bumi kecuali dia menjadi raja yang paling berkuasa. Kejahatan pertama yang dia lakukan setelah mempelajari semua ilmu setan adalah dengan membunuh ayahnya, Kush, untuk bisa berkuasa. Dikatakan juga bahwa dia membunuhnya sebagai pengorbanan kepada Setan.

Kemudian setan meletakkan mahkota di kepala Namrud seperti raja-raja jin. Dia menyatakan bahwa ia adalah tuhan di hadapan rakyatnya, dan memerintahkan mereka untuk membangun sebuah menara besar yang akan memakan waktu satu tahun penuh untuk dinaiki, yang dikenal sebagai Menara Babel. Dalam Kitab Yobel, dan diakui oleh sejumlah sejarawan seperti Al-Maqrizi, dikatakan bahwa tujuan Namrud membangun Menara Babel adalah untuk menjadi tuhan.

Setelah itu, Namrud mulai memaksa rakyatnya untuk mengakui keilahiannya dengan bertanya kepada mereka: Siapakah Tuhanmu? Ini terjadi setiap kali mereka mendatanginya untuk mendapatkan bagian makanan. Siapapun yang mengaku bahwa ada tuhan selain dirinya, maka dia akan dilarang makan.

Beberapa referensi Yahudi membenarkan soal mahkota Namrud yang berasal dari raja-raja jin. Namun literatur sejarah Yahudi membicarakan kisah kehancurannya dengan cara yang sama sekali berbeda. Disebutkan di dalamnya bahwa setan mengirim sebuah pesan kepada Namrud. Pesannya tertulis, "Kau harus memberi makan mulut yang kosong dan lapar dari waktu ke waktu, karena jika mereka tidak menemukan kepala untuk dimakan, mereka akan melahap kepalamu sendiri."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement