Senin 22 Apr 2024 21:41 WIB

Rasulullah SAW Hingga Nabi Sulaiman Pernah Ditegur tak Ucapkan Insya Allah

Kalimat insya Allah sangatlah penting menurut akidah Islam

Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW pernah mendapat teguran terkait ucapan insya Allah
Foto:

Nabi Sulaiman bin Daud AS juga ternyata pernah mengalami kisah serupa. Dalam kitab Shahihain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dikisahkan jika Nabi Sulaiman pernah mengungkapkan akan menggilir ketujuh puluh istrinya pada satu malam—menurut riwayat lain sembi lan puluh, lainnya menyebut seratus.

Tujuannya, setiap istri akan melahirkan seorang anak lelaki yang kelak akan berperang di jalan Allah. Dalam satu riwayat, malaikat berkata kepada Sulaiman, Katakanlah, 'Insya Allah.' Namun, Sulaiman tidak menuruti nya.

Sulaiman menggilir mereka. Ternyata, tidak ada satu pun dari mereka mengandung kecuali seorang istri yang melahirkan setengah manusia.

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya. Seandainya dia mengucap kan insya Allah (jika Allah menghendaki), dia tidak akan melanggar sumpahnya dan akan meraih apa yang diinginkannya."

Menurut at-Tabari, orang yang mengucapkan insya Allah bila hendak melakukan sesuatu menunjukkan bah wa ia mengaitkannya dengan kehendak Allah. Ungkapan ini pun menunjukkan cerminan keyakinan seseorang bahwa tak ada sesuatu yang dapat terwujud atau terjadi kecuali atas kehendak Allah SWT.

Insya Allah menjadi bentuk cerminan tekad untuk menyatakan kesanggupan melakukan perbuatan. Dia akan berdisiplin atau berusaha se maksimal mungkin untuk dapat melakukannya. Contoh nyata bisa dilihat dari Nabi Ismail AS kepada ayahnya, Nabi Ibrahim AS. Dialog mereka terekam dalam QS as-Shaffat ayat 102 yang artinya: 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". 

 بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

 

Ismail benar-benar melaksanakan apa yang dijanjikannya dan taat terhadap apa yang dituntut darinya. Namun, setelah nyata kesabaran dan ketaatannya, Allah SWT melarang menyembelih Ismail dan menggantikannya dengan seekor binatang sembelihan.

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement