Senin 22 Apr 2024 15:48 WIB

Ragam Tradisi Syawalan di Indonesia, tak Hanya Grebeg Syawal

Tradisi syawalan didasarkan pada keragaman etnik dan budaya masyarakat setempat.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warga menata gunungan hasil bumi saat mengikuti tradisi ketupat Syawalan di lereng Gunung Merapi, Sruni, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (17/4/2024). Tradisi kenduri Syawalan atau Lebaran ketupat itu sebagai wujud syukur dan untuk mempererat tali silahturahmi serta guyub rukun antarawarga.
Foto:

Tradisi Megono Gunungan

Bentuk tradisi ini masih dipertahankan di Kabupaten Pekalongan, yaitu upacara tradisi syawalan megono gunungan, upacara syawalan ini dilaksanakan setiap tahun tepatnya satu minggu setelah Idul Fitri atau pada hari kedelapan setelah Idul Fitri.

Tradisi syawalan yang mengangkat nama megono, merupakan makanan olahan nasi dengan giri atau sera mangia yang suda direi bambu dan ditumis, sehingga memiliki rasa yang gurih dan serap.

Tradisi ini dilakukan setiap tahunnya di kawasan obyek wisata Linggoasri, namun ada juga yang melaksanakannya dengan melakukan slametan sederhana di masjid-masjid.

Grebeg Syawal

Grebeg syawal adalah suatu acara perayaan tradisional tahunan yang dilakukan secara rutin sebagai wujud kemenangan umat Islam setelah puasa Ramadan selama sebulan penuh. Tradisi ini masih terus terjaga di antaranya di kereton Yogyakarta, Keraton Solo, Demak, dan Cirebon.

Upacara grebeg berikut tanda gunungan sebagai simbol komunikasi kultural antara raja dan rakyatnya, seperti halnya gunungan yang bisa dijamah oleh siapapun yang datang dalam upacara grebeg.

Selanjutnya...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement