Selasa 06 Dec 2022 18:43 WIB

Yang Dihadapi Saat Sakaratul Maut dan Kisah Imam Ahmad yang Digoda Setan

Setiap umat manusia akan menghadapi peristiwa sakaratul maut.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi sakaratul maut kematian. Setiap umat manusia akan menghadapi peristiwa sakaratul maut
Foto:

Selanjutnya saat sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan amal sedekah dan infaknya.

Kiai Ali menjelaskan, ketika Allah memperlihatkan amal-amal sedekah dan infaknya di dunia, orang tersebut ingin meminta ditangguhkan kematiannya untuk bisa bersedekah. Hal ini sebagaimana dapat ditemukan dalam QS al-Munafiqun ayat 10. 

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"  

"Jadi, ketika Malaikat Izrail datang mau mencabut nyawanya, saat itu Allah perlihatkan satu amal adalah pahala sedekah dan infak,” kata dia. 

Karena itu, Kiai Ali Sibromalisi mengajak umat Islam untuk memperbanyak sedekah dan infak selagi masih diberikan kesempatan hidup di dunia oleh Allah SWT. Islam pun telah memberikan tuntunan kepada siapa saja sedekah dan infak diberikan.     

Paling utama adalah memberikan infak kepada kedua orang tua. Setelah itu, kepada kaum kerabat, yakni istri, anak, dan kerabat terdekat, kemudian pada anak yatim, orang-orang miskin, dan yang sedang dalam perjalanan. Sebagaimana dapat dilihat dalam QS al-Baqarah ayat 215. 

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Mahamengetahuinya.” 

Kiai Ali menjelaskan, para sahabat ketika memperoleh keuntungan dalam berniaga selalu datang kepada Rasulullah dan menanyakan tentang kepada siapa keuntungan yang diperoleh itu harus diinfakkan. Rasulullah SAW pun menyuruh sahabat untuk mengutamakan orang tuanya dan keluarganya.

Untuk bisa berinfak dan bersedekah harta kepada orang tua, keluarga, yatim, dan orangorang miskin, seorang hamba harus bekerja. 

 

Kiai Ali mengatakan, dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa ketika ada seorang hamba yang memiliki tenaga, sehat, memiliki kesempatan bekerja, tapi justru tidak mau bekerja dan memilih menjadi pengemis, maka kelak pada hari kiamat wajahnya tidak mempunyai daging.      

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement