Kamis 09 May 2024 08:59 WIB

Tiga Cara Sahabat Nabi Menjadi Pedagang Sukses dan Kaya Raya

Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang dan pebisnis yang sukses dan kaya raya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Foto: Republika
Sahabat Nabi (Ilustrasi)

ISLAMDIGEST.CO.ID, JAKARTA -- Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu anhu adalah sahabat Nabi Muhammad SAW. Abdurrahman bin Auf terkenal sebagai pebisnis ulung yang sangat sukses dan kaya raya, tapi sangat dermawan.

Dijelaskan Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin tentang cara atau jalan yang ditempuh Abdurrahman bin Auf sebagai pedagang dan pebisnis. Sehingga Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang dan pebisnis yang sukses dan kaya raya, tapi tetap dermawan.

Baca Juga

Suatu ketika di masa lalu, seseorang bertanya kepada Abdurrahman bin Auf Radhiyalahu anhu, "Apa yang menyebabkan kamu sukses dalam berniaga (kegiatan jual beli)?" 

Abdurrahman bin Auf menjawab, "Ada tiga perkara yang sudah aku lakukan dalan berniaga. Yaitu aku tidak pernah menolak laba (keuntungan) sekecil apa pun, aku selalu menjual barang secara tunai serta tidak pernah secara kredit, dan aku tidak pernah menangguhkan menjual suatu barang untuk dijual saat harganya merangkak tinggi."

"Kedua, rela untuk tidak meraih keuntungan demi kepentingan yang lebih mulia. Jika seorang penjual menjual sesuatu (barang) kepada pihak yang lemah atau miskin, maka tidak ada salahnya menjual walaupun dengan harga yang serendah mungkin. Rela menjual barang kepada pembeli yang miskin, meski harus menyingkirkan keuntungan yang bisa diraih, itu termasuk perbuatan ihsan dalam berniaga, dan mudah-mudahan termasuk dalam doa Rasulullah SAW."

"Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kasih sayang dan karunia-Nya kepada orang-orang yang melakukan kemudahan dalam membeli dan menjual." (Doa Nabi Muhammad SAW)

"Ketiga, memperlihatkan kebaikan dan memperlakukan dengan baik pada saat pembayaran utang dan pemenuhan kewajiban. Semua ini dinyatakan dalam tiga cara berikut. Pertama, menerima dan memaafkan pembayaran yang kurang pada saat dan kondisi tertentu. Kedua, memberi waktu dan memaafkan untuk melunasi utang yang belum bisa dibayar. Ketiga, menagih utang dengan cara-cara yang baik serta tidak berlaku aniaya."

Nabi Muhammad SAW bersabda:

رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَ سَهْلَ الْبَيْعِ سَهْلَ الشَّرَاءِ سَهْلَ الْقَضَاءِ سَهْلَ الْإِقْتِضَاءِ.

"Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan kasih sayang dan karunia-Nya kepada orang yang memudahkan penjualan, pembelian, dan pembayaran utang-piutang." 

Imam Al Ghazali ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi dalam kitabnya mengingatkan, sebaiknya kita (para pedagang) termasuk dalam kelompok pedagang yang disebutkan dalam doa Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW juga bersabda:

اسْمَحْ يُسْمَحْ لَكَ.

"Beri maaflah, niscaya kalian pun akan dimaafkan." (Diriwayatkan Imam At-Thabrani)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement