Selasa 07 May 2024 10:47 WIB

Peristiwa Umar bin Khattab Memeluk Islam di Bulan Dzulhijah

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan Umar bin Khattab memeluk Islam.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Umar bin Khattab masuk Islam di bulan Dzulhijjah (ilustrasi).
Foto: Republika
Umar bin Khattab masuk Islam di bulan Dzulhijjah (ilustrasi).

ISLAMDIGEST.CO.ID, JAKARTA – Terdapat peristiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulhijah yang merupakan bulan ke 12 dalam kalender hijriah. Dalam bulan tersebut merupakan peristiwa Umar bin Khattab, sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling kuat memeluk agama Islam, berikut kisahnya.

Umar bin Khattab berasal dari suku Badi’Adi yang merupakan suku keturunan Quraisy yang tidak terlalu terpandang dan biasa saja. Ayah Umar bernama, Khattab bin Nufail yang pekerjaannya hanya seorang pedagang biasa. Alasan Umar menjadi orang yang paling ditakuti adalah karena ia memiliki tubuh yang kekar dan memiliki keberanian yang luar biasa sehingga membuat semua orang segan dengannya.

Baca Juga

Umar bin Khattab merupakan orang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW sebelum memeluk agama Islam. Karena ia tidak suka dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai pemecah belah kaum Quraisy. Dengan sifatnya yang tempramen, membuat setiap umat muslim yang ditemuinya akan disakiti. 

Puncak kebencian Umar terhadap Nabi Muhammad SAW telah sampai sehingga ia berniat membunuh Nabi Muhammad SAW agar dapat menghentikan dakwahnya yang dapat mempengaruhi kaum Quraisy. Dengan membawa pedang, Umar mencari sang Nabi. Sebelum Umar menemukan Nabi Muhammad SAW, Umar ditahan oleh Nu’aim bin Abdullah dan mengajaknya untuk menemui adiknya terlebih dahulu, Fathimah yang sudah lebih dulu masuk Islam.

Umar marah karena mendengar bahwa adiknya telah lagi mengikuti ajaran nenek moyang. Tetapi, Umar bertemu dengan Fathimah yang sedang memegang lembaran Alquran dan membaca surat Thaha yang berbunyi,

طه . مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى 

Artinya : “Thaha, Tidaklah Aku turunkan Al-Qur’an ini untuk bikin sukar manusia. Melainkan merupakan pengingat bagi orang-orang yang takut kepada Allah.”

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي . إِنَّ السَّاعَةَ آَتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى 

Artinya : “Sesungguhnya Akulah Allah. Tidak ada tuhan melainkan Aku. Maka hendaknya hanya kepada-Ku lah kamu menyembah. Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang, yang sengaja waktunya tidak kami beritahukan kepada kamu semua, untuk kami balas segala setiap orang, tentang apa saja yang telah mereka lakukan dalam kehidupan dunia ini.”

Umar merasa takjub dengan ayat – ayat yang dibacakan oleh Fathimah dan mulai muncul hidayah di dalam hatinya. Setelah mendengan lantunan ayat tersebut, Umar melanjutkan mencari Nabi Muhammad SAW. Ketika Umar menemui sang Nabi, ia sedang bersama Hamzah yang merupakan orang yang disegani juga oleh orang – orang di sana. Kemudian Umar berkata di depan Nabi Muhammad SAW, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement