Sabtu 13 Apr 2024 16:06 WIB

Sikap Nabi Muhammad Rendah Hati dan Sederhana, Buat Semua Orang Nyaman

Nabi Muhammad SAW selalu menyapa dan memberi salam kepada orang yang ditemuinya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

ISLAMDIGEST.CO.ID, JAKARTA --  Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menggambarkan sikap Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia, rendah hati dan sederhana. Padahal Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah yang kedudukannya di dunia tidak ada yang menandingi. 

Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tidak ingin dihormati secara berlebihan, dan tidak ingin ada jarak pemisah antara beliau dan manusia lainnya. Hal ini tergambar dari akhlak Nabi Muhammad SAW yang dituliskan oleh Imam Al Ghazali bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi dalam kitab Ihya Ulumuddin.  

Baca Juga

Dalam Ihya Ulumuddin dijelaskan bahwa kedudukan Rasulullah SAW sangat mulia. Rasulullah SAW adalah manusia paling rendah hati dan sederhana. 

Ibnu Umar Radhiyallahu anhu meriwayatkan, "Aku melihat Rasulullah SAW melempar jumratul aqabah di atas unta. Beliau sedikit pun tidak menyakiti, tidak menyeret-nyeret dan tidak mengusir atau menghalau orang lain." 

Nabi Muhammad SAW tidak merasa malu duduk pada selembar kain di atas punggung baghal (keledai) dan membonceng seseorang di belakang beliau. 

Nabi Muhammad SAW suka menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menghadiri undangan walaupun dari seorang hamba sahaya.

Nabi Muhammad SAW memperbaiki sendiri alas kakinya dan menambal sendiri bajunya yang sobek. Rasulullah SAW suka membantu pekerjaan rumah tangga para istrinya. 

Para sahabat Nabi Muhammad SAW tidak pernah berdiri menyambut kedatangan (untuk menghormati) Nabi Muhammad SAW, karena mereka tahu Nabi Muhammad SAW tidak akan suka.

Rasulullah SAW selalu menyapa dan memberi salam kepada orang yang ditemuinya, meskipun seorang anak kecil. Demikian dijelaskan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali atau yang lebih dikenal sebagai Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.

Pada suatu hari, seseorang dibawa ke hadapan Rasulullah SAW. Orang itu gemetar ketakutan dan sangat segan (karena kewibawaan Nabi Muhammad SAW). 

Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad SAW bersabda kepada orang itu, "Tenanglah, tidak usah takut. Aku bukan seorang raja. Aku hanyalah anak laki-laki dari seorang perempuan Quraisy sederhana yang suka makan labu."

Nabi Muhammad SAW duduk bersama dengan para sahabatnya seperti orang kebanyakan. Ketika datang seorang asing untuk menemui Nabi Muhammad SAW, orang asing itu tidak akan langsung mengetahui yang mana Nabi Muhammad SAW sebelum diberitahu oleh para sahabat. 

Aisyah Radhiyallahu anha berkata kepada Rasulullah SAW, "Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusan bagimu. Sesungguhnya makan dengan duduk bersandar akan lebih ringan bagimu." 

Mendengar hal itu, Nabi Muhammad SAW menundukkan kepalanya hampir-hampir dahinya menyentuh tanah. 

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Aku suka makan seperti hamba-sahaya makan, dan aku duduk seperti duduknya hamba-sahaya."

Nabi Muhammad SAW tidak makan di atas meja makan dan tidak makan pada suatu bejana dengan berbagai macam makanan sampai beliau (wafat) menemui Allah SWT.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement